Pengertian Motivasi Belajar
Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status
internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau
hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam
rangka mencapai suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang
pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu: 1) kondisi atau status
internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada perilaku seseorang; 2)
keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku seseorang untuk
mencapai suatu tujuan; 3) Tingkat kebutuhan dan keinginan akan
berpengaruh terhadap intensitas perilaku seseorang.
Thursan Hakim (2000 : 26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu
dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa
sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar
yang ditimbulkan motif tersebut.
Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim (2004 : 2)
motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat,
tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang
dikehendakinya. Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni
:
1. faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal,
2. tujuan yang ingin dicapai,
3. strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.
Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap,
kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.
Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh factor di
dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut instrinsik sedangkan
factor di luar diri disebut ekstrinsik.
Faktor instrinsik berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan,
atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan.
Sedangkan factor ekstrinsik dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa
karena pengaruh pimpinan, kolega atau faktor-faktor lain yang kompleks.
Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi belajar sangatlah
diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat kalau siswa
mempunyai motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar adalah keinginan
siswa untuk mengambil bagian di dalam proses pembelajaran (Linda S.
Lumsden: 1994).
Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk
dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau
merasa kebutuhannya terpenuh. Ada juga Siswa yang termotivasi
melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau
menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda
penghargaan, atau pujian guru (Marx Lepper: 1988).
Menurut Hermine Marshall Istilah motivasi belajar mempunyai arti yang
sedikit berbeda. Ia menggambarkan bahwa motivasi belajar adalah
kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar
tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Pendapat lain motivasi belajar itu ditandai oleh jangka panjang,
kualitas keterlibatan di dalam pelajaran dan kesanggupan untuk melakukan
proses belajar ( Carole Ames: 1990).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah
kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh
keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang
datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan
terus menerus dalam rangka mencapai tujuan.
Struktur Pembelajaran dan Motivasi Belajar
Keadaan motivasi belajar terkait erat dengan struktur pembelajaran yang
digunakan guru di kelas. Struktur pembelajaran yang dikenal adalah
struktur kompetitif, struktur individual, dan struktur kooperatif (Ames,
1984). Garu harus dapat mengambil bagian-bagian yang baik dari setiap
struktur pembelajaran guna meningkatkan motivasi belajar siswa.
Ketiga struktur pembelajaran di atas secara singkat dijelaskan oleh Haris Mudjiman (2005: 70-72) sebagai berikut:
1. Struktur Kompetitif
Struktur pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan formal-tradisional
adalah struktur kompetitif. Sistem penilaian yang digunakan dalam
struktur ini mendorong siswa untuk berkompetisi dengan kawan-kawannya.
Kemampuan mereka diukur dengan nilai dan rank. Orientasi siswa adalah
“menang atau kalah”. Belajar yang berhasil adalah kalau dapat
mengalahkan kawannya sehingga terjadi persaingan dengan segala akibat
baik dan buruknya.
Dalam struktur pembelajaran kompetitif, motivasi belajar siswa bersifat
egoistic, karena kompetisi dalam konteks system tradisional menumbuhkan
sikap self defense. Namun demikian struktur pembelajaran kompetitif
motivasi belajar juga bersifat social comparative. Tujuan belajar tidak
semata-mata untuk menguasai sesuatu kompetensi melainkan untuk
menunjukkan kepada siswa lain bahwa ia lebih baik. Ini merupakan salah
satu ciri motivasi eakstrinsik.
2. Struktur Individual
Pembelajaran dengan struktur individual banyak dijalankan dalam system
pendidikan nonformal atau dalam pendidikan formal-tradisional tetapi ada
penugasan-penugasan individual sesuai minat masing-masing. Dalam
struktur pembelajaran individual , siswa berorientasi kepada pencapaian
kompetisi. Bila masih terjadi kompetensi, yang terjadi adalah kompetisi
dengan diri sendiri, bukan dengan kawan-kawannya.
Suasana bebas dari rasa tertekan. Umumnya siswa percaya bahwa kerasnya
usahalah yang menentukan keberhasilan belajar, bukan semata-mata
kemampuan. Dalam struktur pembelajaran ini motivasi belajar siswa
berorientasi ke penguasaan sesuatu kompetensi. Sifat motivasinya
intrinsic.
3. Struktur Kooperatif
Struktur Pembelajarn ini dapat dilaksanakan di kelas-kelas tradisional
dalam bentuk kerja kelompok, atau di kelas-kelas pendidikan non-formal.
Sikap kompetitif masih ada pada setiap kelompok, tetapi orientasi
belajar utamanya adalah ke pencapaian suatu keompetensi atau pemecahan
masalah..
PERAN GURU DALAM MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Pembelajaran efektif, bukan membuat Anda pusing, akan tetapi bagaimana
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah dan menyenangkan.(M.
Sobry Sutikno)
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif
dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun
menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh
Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu,
yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai
dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar,
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah
kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam
kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan
aktivitas belajar.
Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
a. Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri
individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas
dasar kemauan sendiri.
b. Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat
pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau
paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau
melakukan sesuatu atau belajar.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan,
bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada
motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan
kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya
lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan
yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan
perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka
motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak
diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta
didik sehingga ia mau melakukan belajar.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru
menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya
kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam
belajar.
2. Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu
semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu,
siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa
yang berprestasi.
3. Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi
yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses
belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa
tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan
10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan.
Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat
mengarahkan akan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Dalam kaitannya dengan itu perlu diketahui ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:
a. Kematangan
b. Usaha yang bertujuan
c. Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi
d. Partisipasi
e. Penghargaan dan hukuman30
Berikut ini uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar:
a. Kematangan
Dalam pemberian motivasi, faktor kematangan fisik, sosial dan psikis
haruslah diperhatikan, karena hal itu dapat mempengaruhi motivasi.
Seandainya dalam pemberian motivasi itu tidak memperhatikan kematangn,
maka akan mengakibatkan frustasi dan mengakibatkan hasil belajar tidak
optimal.
b. Usaha yang bertujuan
Setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Semakin
jelas tujuan yang ingin dicapai, akan semakin kuat dorongan untuk
belajar.
c. Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi
Dengan mengetahui hasil belajar, siswa terdorong untuk lebih giat
belajar. Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan
berusaha untuk mempertahankan atau meningkat intensitas belajarnya untuk
mendapatkan prestasi yang lebih baik di kemudian hari. Prestasi yang
rendah menjadikan siswa giat belajar guna memperbaikinya.
d. Partisipasi
Dalam kegiatan mengajar perluh diberikan kesempatan pada siswa untuk
berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian kebutuhan
siswa akan kasih sayang dan kebersamaan dapat diketahui, karena siswa
merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu.
e. Penghargaan dengan hukuman
Pemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk mempelajari
atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan berperan untuk
membuat pendahuluan saja. Pengharagaan adalah alat, bukan tujuan.
Hendaknya diperhatikan agar penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan
pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang
menerima pengharagaan karena telah melakukan kegiatan belajar yang baik,
ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas.
Sedangkan hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Mengenai
ganjaran ini juga dijelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 124
berikut ini :
ومن يعمل من الصالحات من ذكر او انثى وهو مؤمن فأولئك يدخلون الجنة ولا يظلمون نقيرا
Artinya:
Barang siapa yang mengerjakan amal-amal soleh baik laki-laki maupun
wanita sedang ia seorang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam
surga dan mereka tidak dianiaya walaupun sedikitpun. (QS. An-Nisa’ :
124)31
Indikator – indikator motivasi belajar siswa
Motivasi yang bekerja dalam diri individu mempunyai kekuatan yang
berbeda – beda. Ada motif yang begitu kuat sehingga menguasai motif
–motif lainnya. Motif yang paling kuat adalah motif yang menjadi sebab
utama tingah laku individu pada saat tertentu. Motif yang lemah hampir
tidak mempunyai pengaruh pada tingkah laku individu. Motif yang kuat
pada suatu saat akan menjadi sangat lemah karena ada motif lain yang
lebih kuat pada saat itu. Menurut Martin Handoko (1992: 59), untuk
mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa
indikator
sebagai berikut :
1. Kuatnya kemauan untuk berbuat
2. Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar
3. Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain
4. Ketekunan dalam mengerjakan tugas.
Sedangkan menurut Sardiman (2001: 81) indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas.
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam – macam masalah orang
dewasa.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas – tugas rutin
6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
Apabila seseorang memiliki ciri – ciri diatas berarti seseorang itu
memiliki motivasi yang tinggi. Ciri – ciri motivasi seperti itu akan
sangat penting dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan berhasil
baik kalau siswa tekun mngerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai
masalah dan hambatan secara mandiri, siswa yang belajar dengan baik
tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas. Indikator – indikator
perilaku motivasi belajar yang akan diungkap adalah :
1. Kuatnya kemauan untuk berbuat
2. Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar
3. Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain
4. Ketekunan dalam mengerjakan tugas
5. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
6. Menunjukkan minat terhadap bermacam – macam masalah orang
dewasa.
7. Lebih senang bekerja mandiri
8. Dapat mempertahankan pendapatnya.